Kumpulan Hadits Pahala Bekerja



وَابْتَغِ فِيْمَا آتَاكَ اللهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَآ أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأَرْضِ إِنَّ اللهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Dan carilah (pahala) negeri alam abadi dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kau melupakan bagianmu di dunia dan berbuat oke (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kau berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash : 77)


مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

"Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil perjuangan tangannya (bekerja) sendiri. Dan sebetulnya Nabi Allah Daud as. memakan makanan dari hasil usahanya sendiri." (HR. Bukhari)

أَنَّ دَاوُدَ النَّبِيَّ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ لَا يَأْكُلُ إِلَّا مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
"Sungguh, Nabi Allah Daud as. tidak memakan makanan kecuali hasil usahanya (bekerja) sendiri." (HR. Bukhari)

 مَا كَسَبَ الرَّجُلُ كَسْبًا أَطْيَبَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَمَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَخَادِمِهِ فَهُوَ صَدَقَةٌ

"Tidak ada yang lebih baik dari perjuangan seorang pria kecuali dari hasil tangannya (bekerja) sendiri. Dan apa saja yang dinafkahkan oleh seorang pria kepada diri, istri, anak dan pembantunya ialah sedekah." (HR. Ibnu Majah)

مَنْ اَمْسَى كَالًّا مِنْ عَمَلِ يَدَيْهِ اَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ

Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) karena pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka di dikala itu diampuni dosa baginya.” (HR. Thabrani)

إِنَّ مُوْسَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آجَرَ نَفْسَهُ ثَمَانِيَ سِنِيْنَ أَوْ عَشْرًا عَلَى عِفَّةِ فَرْجِهِ وَطَعَامِ بَطْنِهِ

Sesungguhnya Nabi Musa as. mempekerjakan dirinya sebagai buruh selama delapan tahun atau sepuluh tahun untuk menjaga kehormatan dirinya dan untuk mendapat makanan (halal) bagi perutnya.” (HR. Ibnu Majah)

إِذَا سَبَّبَ اللهُ لِأَحَدِكُمْ رِزْقًا مِنْ وَجْهٍ فَلَا يَدَعْهُ حَتَّى يَتَغَيَّرَ لَهُ أَوْ يَتَنَكَّرَ لَهُ

"Jika Allah memperlihatkan jalan bagi seseorang di antara kau untuk memperoleh rezeki dari suatu arah, maka janganlah beliau meninggalkannya hingga beliau berubah atau hilang darinya." (HR. Ibnu Majah)

لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِأَخِرَتِهِ وَلَا آخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتَّى يُصِيْبَ مِنْهُمَا جَمِيْعًا فَإِنَّ الدُّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى الْأَخِرَةِ وَلَا تَكُوْنُوْا كَالًّا عَلَى النَّاسِ

Bukanlah tergolong orang yang terbaik di antara kamu, yaitu orang yang meninggalkan dunia untuk mengejar kebahagiaan akhirat. Juga tidak pula orang yang meninggalkan alam abadi untuk mengejar kebahagiaan dunia. yang terbaik ialah beliau dapat mencapai kedua-duanya, alasannya ialah sebetulnya dunia ialah sarana menuju kebahagiaan alam abadi dan janganlah kau sekalian menjadi orang yang memberatkan (beban) orang lain.” (HR. Ibnu Asakir)

Wallahu A’lam

Oleh : Saifurroyya
Sumber : Lidwa Pustaka

Baca Juga :
Kisah Tentang Keutamaan Bekerja



Comments

Popular posts from this blog

Kyai Ageng Haji Muhammad Ulinnuha Arwani

Pesan Hikmah

Pesan Kh. Arwani Amin (Mbah Arwani Kudus)