Selamat Milad Nu Ke-92
NU, sebuah organisasi masyarakat yang bernuansa Islami dan berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah. NU lahir dari rahim para ulama dan berjuang untuk kemaslahatan bersama. Dari mulai lahir hingga kini NU telah membawa perubahan besar bagi kemajuan dan perkembangan dakwah Islam yang toleran. Dengan meneruskan usaha dakwah Walisongo, NU telah menunjukkan angin segar bagi toleransi beragama di Indonesia.
Hari ini, NU telah mencapai usianya yang ke-92, sebuah usia panjang bagi usaha dakwah Islam di Indonesia. Selama ini, NU telah mencetak kader-kader pejuang yang tangguh dan punya pengabdian besar bagi bangsa Indonesia. Sebut saja, KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri NU), ia telah berjuang hingga simpulan hayatnya guna mempertahankan kemerdekaan yang hampir saja direbut kembali oleh Belanda dan sekutunya sesudah rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan Jepang. Perjuangan Mbah Hasyim, para ulama dan kaum santri itu dikenal dengan sebutan revolusi jihad.
Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil dipertahankan, muncullah kader NU yaitu KH. Wahid Hasyim yang berjuang bersama tokoh-tokoh kemerdekaan lain semisal Ir. H. Soekarno, Drs. H. Mohammad Hatta, H. Agus Salim, Ki Bagus Hadikusumo, Prof. Mr. Soepomo, KH. Kahar Muzakir, Prof. Mr. Muhammad Yamin, dan Mr. Achmad Subardjo. Mereka tergabung dalam tim BPUPKI dan menyusun Undang-Undang Dasar Negara yang kini disebut sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
Selain KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahid Hasyim, banyak sekali ulama dan pejuang NU yang berhasil memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bahkan di masa Orba dan reformasi pun, NU tetap istiqomah (konsisten) dalam berjuang melayani umat Islam dan memajukan bangsa Indonesia. Di luar itu semua, NU juga pernah mengalami aneka macam tantangan dan goncangan dalam organisasinya. Semua itu bersumber saat NU terlibat aktif dalam perpolitikan Indonesia. Kita semua tahu, bahwa nuansa politik tidak akan dapat bersatu dan cocok dengan nuansa dakwah Islam selagi SDM-nya masih belum berilmu dalam berdemokrasi maupun berpolitik.
Alhamdulillah, sesudah goncangan dalam badan NU mulai reda. NU secara bundar kembali ke Khitthah 1926 atau tidak ikut serta dalam politik praktis. Dalam pedomannya disebutkan, “Warga NU boleh dimana-mana asal jangan kemana-mana (Warga NU boleh di partai mana pun asal jangan melupakan dakwah NU-nya”.
Kini, NU dihadapkan pada masa kebebasan yang mau tidak mau harus berjuang keras dalam menampik dan membendung dakwah Islam yang radikal. Di masa kebebasan ini, banyak bermunculan paham-paham Islam radikal yang selalu mengatasnamakan Islam. Mereka tidak segan-segan merebut masjid, musholla, pesantren maupun yayasan milik warga NU (wakaf warga NU) dan mensugesti umat Islam Indonesia untuk masuk dalam jaringan Islam radikal. Bahkan mereka dengan mudahnya menuduh tradisi warga NU sebagai tradisi bid’ah, syirik dan kafir. Mereka juga mulai berani membongkar dan menghancurkan makam-makam para ulama Nusantara. Mereka juga menganggap kelompoknya atau pahamnya sebagai kelompok atau paham yang paling benar. Sehingga mereka menuduh kelompok lain sebagai kelompok kafir. Ironis
Mudah-mudahan, dengan bertambahnya usia NU maka akan bertambah pula keberkahan dan kemaslahatan yang akan dicapainya. NU berjuang untuk umat Islam dan bangsa Indonesia dengan jargonnya “Dakwah Yang Ramah Akan Membawa Rahmah”. NU ialah satu-satunya organisasi Islam di Indonesia yang pertama kali memunculkan istilah Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan sesama umat Islam), Ukhuwah Wathaniyah (Persaudaraan satu bangsa) dan Ukhuwah Basyariyah (Persaudaraan sesama manusia). Yaitu, toleransi beragama, toleransi berbangsa dan toleransi bermasyarakat. Dengan mengedepankan ketiga persaudaraan itu, maka akan memunculkan kehidupan yang serasi antara satu agama, satu bangsa dan sesama manusia. NU telah mengajarkan kepada rakyat Indonesia akan pentingnya kerukunan di antara umat insan biar terjalin masyarakat yang makmur, kondusif dan sejahtera.
Wallahu A’lam
Selamat Ulang Tahun NU Yang Ke-92
Semoga Menjadi Penuntun Umat Sampai Hari Kiamat
al-Faqier Ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
05-05-15, Kaliwungu Kota Santri
Kunjungi :
Comments
Post a Comment