Dunia, Antara Ilmu Dan Harta



إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ عَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيْهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيْهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلّٰهِ فِيْهِ حَقًّا فَهٰذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُوْلُ لَوْ أَنَّ لِيْ مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيْهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِيْهِ رَحِمَهُ وَلَا يَعْلَمُ لِلّٰهِ فِيْهِ حَقًّا فَهٰذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُوْلُ لَوْ أَنَّ لِيْ مَالًا لَعَمِلْتُ فِيْهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ

"Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang: Pertama, seorang hamba yang dikarunia Allah harta dan ilmu, dengan ilmu ia bertakwa kepada Allah dan dengan harta ia menyambung silaturrahim dan ia mengetahui bahwa Allah mempunyai hak padanya dan ini yakni tingkatan yang paling baik. Kedua, seorang hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niatnya tulus, ia berkata; ‘Andai saja saya mempunyai harta pasti saya akan melaksanakan ibarat amalan si fulan’, maka ia mendapat apa yang ia niatkan, pahala mereka berdua sama. Ketiga, seorang hamba yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan dalam memakai hartanya tanpa memakai ilmu, ia tidak takut kepada Rabb-nya dengan harta itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya, ini yakni tingkatan terburuk. Keempat, seorang hamba yang tidak diberi Allah harta ataupun ilmu, ia berkata; ‘Andai saya punya harta tentu saya akan melaksanakan ibarat yang dilakukan si fulan yang serampangan mengelola hartanya’, maka ia mendapat apa yang ia niatkan, dosa keduanya sama." (HR. Tirmidzi)


إِنَّ الْمُكْثِرِيْنَ هُمُ الْمُقِلُّوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا مَنْ أَعْطَاهُ اللهُ خَيْرًا وَعَمِلَ فِيْهِ خَيْرًا

"Sesungguhnya orang-orang yang suka menumpuk-numpuk (harta), nanti pada hari final zaman termasuk orang-orang yang penuh dengan kekurangan. Kecuali mereka yang diberikan kebaikan oleh Allah dan mengelola (kekayaannya) dengan baik." (HR. Muslim)

أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ مَلْعُوْنٌ مَا فِيْهَا إِلَّا ذِكْرُ اللهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

Ketahuilah, bekerjsama dunia itu terlaknat dan segala isinya pun juga terlaknat, kecuali dzikir kepada Allah dan apa yang berkaitan dengannya serta orang yang ‘alim (berilmu) dan orang yang belajar." (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Wallahu A’lam


Oleh : Saifurroyya
Sumber : Lidwa Pustaka

Comments

Popular posts from this blog

Kyai Ageng Haji Muhammad Ulinnuha Arwani

Pesan Kh. Arwani Amin (Mbah Arwani Kudus)

Sabar Menghadapi Cobaan Hidup