Wujud Syukur Kepada Allah
Syukur, ialah sebuah kata yang sangat familiar di indera pendengaran kita. Sebab, ucapan syukur sangat gampang disuarakan oleh seseorang. Namun, dibalik itu bekerjsama banyak orang yang belum mengetahui apa arti syukur itu sesungguhnya. Apakah hanya dengan mengucapkan “Alhamdulillah” seseorang dapat dikatakan sudah bersyukur? Ataukah ada hal lain yang harus dilakukan seseorang untuk mengungkapkan atau menyatakan bersyukur kepada Allah swt.
Rasa syukur merupakan salah satu ungkapan terima kasih kepada Allah swt. atas segala nikmat yang gres atau telah ia rasakan. Bahkan terkadang ungkapan itu direalisasikan dengan santunan sedekah, hadiah atau yang lainnya. Ungkapan rasa syukur juga dapat dinyatakan kepada seseorang yang telah berbuat baik kepadanya. Karena, dengan ucapan terima kasih kepada seseorang yang telah berbuat baik kepadanya, maka itulah potongan wujud syukur kepada Allah swt.
Di samping itu, ungkapan syukur juga dapat dilakukan oleh seseorang ketika ia mendapat ujian dari Allah swt. Sebab, dibalik ujian itu tersimpan rasa kasih sayang Allah swt. kepadanya. Dan ungkapan syukur yang satu ini sangat jarang direalisasikan oleh seseorang.
Rasulullah saw. telah memberi klarifikasi panjang perihal ungkapan rasa syukur kepada Allah swt. selain ucapan “Alhamdulillah”. Beliau memaparkan klarifikasi tersebut di dalam beberapa sabdanya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw., dia bersabda: "Tidak dianggap bersyukur kepada Allah, orang yang tidak mau berterima kasih kepada manusia." (HR. Abu Dawud)
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أُعْطِيَ عَطَاءً فَوَجَدَ فَلْيَجْزِ بِهِ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُثْنِ بِهِ فَمَنْ أَثْنَى بِهِ فَقَدْ شَكَرَهُ وَمَنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ
Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang diberi suatu santunan kemudian ia memiliki sesuatu hendaklah ia balas memberinya, bila tidak memiliki sesuatu hendaklah ia memujinya. Barangsiapa yang memujinya (si pemberi) berarti ia telah bersyukur, dan barangsiapa yang menutupinya maka ia telah mengkufurinya (nikmat).” (HR. Abu Dawud)
مَنْ أُبْلِيَ بَلَاءً فَذَكَرَهُ فَقَدْ شَكَرَهُ وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ
"Barangsiapa yang diuji dengan suatu ujian kemudian ia mengingatnya, berarti ia telah bersyukur. Namun bila ia menyembunyikannya berarti ia mengkufurinya." (HR. Abu Dawud)
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Memang sangat menakjubkan keadaan orang mukmin itu, alasannya ialah segala urusannya sangat baik baginya dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi seseorang yang beriman. Dimana apabila mendapat kesenangan ia bersyukur maka demikian itu sangat baik baginya, dan apabila ia tertimpa kesusahan ia bersabar maka yang demikian itu sangat baik baginya." (HR. Muslim)
Mudah-mudahan kita semua selalu mendapat taufiq dan hidayah dari Allah swt. semoga senantiasa bersyukur atas nikmat dan ujian yang Allah berikan kepada kita. Ungkapan syukur sangat gampang diucap namun sulit untuk diresap. Maka, mulailah dari kini untuk meresapi arti syukur yang sesungguhnya, semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang selalu bersyukur kepada Allah swt.
Wallahu A’lam
al-Faqier ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
12-11-14, Kaliwungu Kota Santri
Comments
Post a Comment